Selasa, 28 Januari 2020

KHasiat Madu Trigona

Dibandingkan madu yang dihasilkan lebah bersengat, khasiat madu lebah tanpa sengat Linot (Trigona) bisa diadu. Pemanfaatan madu lebah tanpa sengat bahkan tercatat sejak zaman suku Maya. Menurut Genoveva R. Ocampo Rosales, dalam Medicinal Uses of Melipona beecheii Honey, by the Ancient Maya dari buku Pot-Honey: A Legacy of Stingless Bees. (pp.229-240), suku Maya kerap menggunakan "kab" -- madu -- yang berasal dari lebah tanpa sengat Melipona Beecheii yang disebut "xunan kab". Pengobatan suku Maya yang dikenal dengan "ah dzac" memanfaatkan madu dalam beragam pengobatan penyakit antara lain masalah pernafasan, pencernaan, luka terbuka, demam, terbakar, dan sengatan hewan beracun.

Di zaman modern, riset Assegid Garedew dan rekan pun membuktikan madu tanpa sengat Trigona sp bersifat antimikroba. Peneliti dari Universitas Berlin, Jerman, itu membuktikan madu Trigona sp mampu menghambat pertumbuhan beberapa bakteri. Garedew melakukan penelitian menggunakan lebah tanpa sengat Trigona sp yang berasal dari hutan di wilayah Bahir Dardi pada ketinggian 1.830 mdpl dan Temben pada ketinggian 1.500 mdpl. Kedua wilayah itu berada dikawasan Etiopia tempat madu dari lebah tanpa sengat kerap digunakan untuk mengobati luka terbuka. Salah satu hasil uji yang dilakukan pada bakteri Bacillus brevis pada konsentrasi 100% dan 50% menunjukkan diameter zona penghambatan sebesar 12,3±0,3mm dan 10,7±3,5 mm.

Penelitian itu lebih lanjut menyimpulkan konsentrasi penghambatan minimal madu lebah tanpa sengat yang diberi perlakuan katalase lebih tinggi dibandingkan sampel uji non-katalase untuk semua spesies bakteri yang diujikan. Itu mengindikasikan kontribusi hidrogen peroksida pada aktivitas antibakteri.

Hidrogen peroksida terbentuk dari pelepasan lambat enzim glukosa oksida yang ada dalam madu. Itu terjadi bila madu bertemu cairan. Pada saat dioleskan pada luka, hidrogen peroksida yang terkandung dalam madu bersentuhan dengan cairan tubuh manusia. Saat itulah hidrogen peroksida dilepaskan dan berubah peran menjadi antiseptik bagi tubuh termasuk salah satunya antibakteri.


Keunggulan antibakteri madu linot (kelulut/trigona/klanceng) juga disebutkan oleh Mohd. Izwan Zainol dan rekan dalam penelitiannya berjudul Antibacterial activity of selected Malaysian honey. Peneliti Department of Biomedical Science, Faculty of Medicine, University of Malaya, Malaysia. Mereka menyebutkan madu kelulut (linot) memiliki aktivitas antibakteri tinggi melawan Staphylococcus aureus dengan konsentrasi fenol ekuivalen (EPC/equivalent phenol concentrations) 26,49 dan aktivitas non-peroksida 25,74 EPC.


Kandungan mineral madu linot diantaranya Natrium (Na), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Alumunium (A1), Besi (Fe), Fosfor, Kalium (K), Pottasium, Sodium Klorin, dan Sulfur. Sementara kandungan vitaminnya adalah Thiamin (B1), Riboflamin (B2), (B3), Asam Askarbat (C), (B5), Pirindoksin (B6), Niasin, Asam Pentotenat, Biotin, Asam Folat, dan vitamin K.

Madu linot juga mengandung enzim seperti Diatase, Invertasem Glukosa Oksidase, Fruktosa, Peroksidase, dan Lipase. Dibandingkan madu lebah biasa (Apis), enzim madu lebah tidak bersengat linot (Trigona) lebih majemuk. Itu karena lebah linot berukuran lebih kecil sehingga mampu menyedot madu dari dalam bunga yang paling dalam.

Sumber MyTrubus Potential Business -- Laba Lebah Tanpa Sengat, Juni 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar